METODE PEMBELAJARAN DAN KEGIATAN
PONDOK PESANTREN PUTRI DAARUL QUR’AN BERAN NGAWI
Karya Ilmiah
Diajukan untuk memenuhi tugas bahasa indonesia kepada
guru bahasa indonesia
Disusun Oleh :
Dwi Istiqomah X1 Agama
MADRASAH ALIYAH
NEGERI NGAWI
Tahun ajaran
2011/2012
MOTTO
مَنْ اَرَادَ الدَّ نْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَ مَنْ اَرَادَ الأَخِرَةَ
فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَ مَنْ اَرَادَ هُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ
“Barangsiapa menghendaki hidup (kebaikan) di dunia maka kepadanya dengan
ilmu dan barangsiapa menghendaki kehidupan (baik) di akherat maka dengan ilmu
dan barangsiap menghendaki keduanya maka juga dengan ilmu” (HR. Bukhari dan Muslim)
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ilmiah inisaya persembahkan kepada
Ø
Ayah
dan ibuku tercinta yang selalu memeberi dukungan dan bimbingan untuk saya
Ø
Sahabat-sahabatku
( megawati, yustira aziz, gita ajeng ) yang setia mendampingiku dikal;a susah
maupun senang.
Ø
Teman-teman
seperjuangan yang berada di pondok pesantren daarul qur’an.
Ø
Teman-teman
Kelas X1 Agama.
Ø
MAN Ngawi
yang saya banggakan.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Allhamdulillah
puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah mencurahkan segala rahmat taufik
serta hidayahnya kepada penulis. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa umatnya dari zaman
jahiliah sampai zaman tarang benderang seperti ini sehingga saya dapat
menyelesaikan penulisan karya ilmiah yang berjudul “METODE PEMBELAJARAN DAN
KEGIATAN PONDOK PESANTREN PUTRI DAARUL
QUR’AN BERAN NGAWI” .
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu syarat dalam tugas bahasa indonesia dari guru bahasa
indonesia.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dan memberikan bantuan dalam pembuatan karya
ilmiah ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa
karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun penulis harapkan demi kesempurnaan karya ilmiah ini. semoga karya
ilmiah ini bermanfaat bagi semua yang membacanya.
DAFTAR ISI
Halaman
judul……………………………………………………………… i
Motto………………………………………………………………………...
ii
Persambahan………………………………………………………………..iii
Kata
Pengantar…………………………………………………………….. iv
Daftar isi……………………………………………………………………..
v
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar
belakang…..........................................................................1
1.2 Rumusan masalah………………………………………............
2
1.3 Tujuan penelitian………………………………………………. 3
1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………..........
3
1.5
Metode Penelitian.........................................................................
3
BAB 11 Landasan teori
2.1 Pondok Pesantren
………………………………………............ 5
2.2 Unsur-Unsur Pondok Pesantren………………………………. 6
BAB
111 Pembahasan
3.1 Gambaran Umum Pondok Pesantren Putri Daarul Qur’an....12
BAB 1V Penutup
4.1
Kesimpulan……………………………………………………... 17
4.2
Saran…………………………………………………………… 18
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... vi
METODE PEMBELAJARAN DAN KEGIATAN PONDOK PESANTREN PUTRI DAARUL QUR’AN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi seperti saat ini, kehidupan dalam masyarakat pun
beraneka ragam. Sehingga kita sebagai anggota masyarakat yang hidup di dalamnya
hendanya harus pandai dalam memilih pergaulan. Begitu halnya dengan pergaulan
remaja. Sebagai orang tua yang bertanggung jawab terhadap anak-anaknya,
hendaknya memilihkan dunia yang dapat menghantarkan anak agar beruntung di
kehidupan dunia dan akhiratnya.
Demikian halnya dengan pelaksanaan pendidikan di Indonesia merupakan tanggung jawab seluruh
komponen bangsa Indonesia.
Dalam prakteknya, masyarakat ikut terlibat dalam upaya mencerdaskan kehidupan
bangsa seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam hal ini muncullah
lembaga- lembaga swsta yang merupakan bentuk dari penyelenggaraan pendidikan
masyarakat. Perguruan atau lembaga swasta itu dapat terwujud melalui jalur
pendidikan formal maupun non formal. Sebagai mana yang disebutkan dalam UU No.
2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional.
Termasuk kedalam jalur pendidikan non formal yang diselenggarakan oleh
masyarakat adalah Pondok Pesantren. Pondok Pesantren merupakan lembaga
pendidikan keagamaan Islam yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Pondok Pesantren
adalah lembaga tradisional yang dalam bacaan teknis berarti suatu tempat yang
di huni oleh para santri yang mencari ilmu ( Pola Pengembangan Pondok Pesantren
: Jakarta, 2003
)
Wacana mengenai Pondok Pesantren tidaklah terlepas dari berbagai komponen
yang melekat pada Pondok Pesantren itu sendiri atau perannya di masyarakat.
Kyai, santri, bangunan, asrama. Kitab- kitab kuning (al- kutub al- shafra) dan
metode pembelajaran yang menggunakan system halaqoh (seminar), sorongan,
dorongan merupakan komponen- komponen dasar tersebut.
Eksistensinya yang sedemikian lama dimunkinkan pula karena sikap
kepercayaan diri yang tinggi dan penuh pertahanan diri Pondok Pesantren. Dalam
hal ini pula terlahir jiwa Pondok Pesantren yang merupakan karakteristik yang
belum pernah dibangun oleh sistem pendidikan manapun. Jiwa Pondok Pesantren itu
terimplikasi dalam PANCA JIWA PONDOK PESANTREN sebagai berikut:(Said Aqiel
Siradj,1999, h. 215-216)
1.
Jiwa Keikhlasan
2.
Jiwa Kesederhanaan
3.
Jiwa Ukhuah Islamyyah
4.
Jiwa Kemandirian
5.
Jiwa Bebas
Menyoroti berbagai hal tersebut penulis ingin mengetahui kehidupan dunia
Pondok Pesantren Daarul Qur’an secara lebih detail.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut:
- Bagaimana interaksi social yang terjadi di Pondok
Pesantren Putri Daarul Qur’an?
- Bagaimanakah nuansa religius yang terpancar dari
Pondok Pesantren Putri Daarul
Qur’an ?
- Faktor-Faktor apa saja yang mempengaruhi proses
pembelajaran di Pondok Pesantren Putri Daarul Qur’an ?
- Bagaimana dampak yang dapat duberikan lembaga Pondok
Pesantren dalam kehidupan bermasyarakat oleh para santri putri?
- Bagaimana dampak keberadaan Pondok Pesantren putri Daarul Qur’an bagi
masyarakat Beran ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan
masalah tersebut penulis melakukan penelitian dengan tujuan sebagai berikut:
a.
Mengetahui interaksi social yang terjadi di Pondok
Pesantren putri Daarul Qur’an
b.
Mengetahui nuansa religius yang terpancar dari Pondok
Pesantren putri Darul Qur’an.
c.
Mengetahui factor-faktor apa saja yang mempengaruhi
proses pembelajaran di Pondok Pesantren putri Darul Qur’an.
d.
Mengetahui dampak yang dapat diberikan lembaga Pondok
Pesantren dalam kehidupan bermasyarakat oleh para santri putri.
e.
Mengetahui dampak keberadaan Pondok Pesantren putri Daarul Qur’an bagi masyarakat
Beran.
1.4 Manfaat Penelitian
- Mengenalkan
dunia Pondok Pesantren pada kalangan masyarakat
- Mengetahui
interaksu social yang ada dalam dunia Pondok Pesantren
- Mendalami pengetahuan tentang Pondok Pesantren
- Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi pengajaran
di Pondok Pesantren putri Daarul Qur’an
- Mengetahui metode pengajaran di Pondok Pesantren putri Daarul Qur’an
1.5
Metode Penelitian
v
Rancangan
Penelitian
Dalam penentuan
subyek, tidak lepas dengan adanya populasi, yang dimaksud dari populasi adalah
keseluruhan subyek penelitian (Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, (Jakarta :Rineka Cipta, 1993), hlm. 102)
Adapun subyek dalam penelitian ini
adalah pengasuh (kyai), ustadz, santri dan masyarakat sekitar Pondok Pesantren
Daarul Qur’an.
Adapun obyek dalam penelitian ini
adalah interaksi sosial dan nuansa religius Pondok Psantren Daarul Qur’an
v
TehnikPengumpulan
data
a)
Metode Wawancara/Interview
Yaitu metode pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara tanya jawab
sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan tujuan penelitian
(Winarto Surakhman , Pengantar Penelitian Ilmiah,(Bandung:
Tarsito,1990),hlm.226). Jenis interview yang digunakan adalah bebas terpimpin,
artinya sebelum wawancara dimulai peneliti terlebih dahulu mempersiapkan
beberapa pokok pertanyaan yang akan diajukan, kemudian bertanya langsung dengan
bebas namun terarah pada persoalan yang ingin diteliti. wawancara dilakukan
untuk mengetahui secara mendalam teng berbagai hal yang terjadi di dalam rumah
tangga Pondok Pesantren Daarul Qur’an.
b)
Metode Dokumentasi
Dokumentasi
adalah suatu laporan tertulis dari suatu peristiwa, yang isinya terdiri dari
penjelasan dan penelitian terhadap peristiwa tersebut dan ditulis dengan sengaja untuk menyimpan atau meneruskan keterangan
mengenai peristiwa tersebut.
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data
atau informasi tentang kegiatan yang ada dalam Pondok Pesantren Daarul Qur’an
c)
Metode Analisis Data
Metode analisis data adalah usaha untuk menyeleksi dan menyusun data yang
telah masuk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis
kualitaf.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pondok Pesantren
Pondok berasal dari bahasa
Arab, yaitu funduk, yang berarti
hotel,penginapan (Yogyakarta : Unit pengadapan buku-buku ilmiah keagamaan
pondok pesantren al-Munawwir Krapyak, 1984). Istilah pondok diartikan juga
dengan asrama. Dengan demikian, pondok mengandung makna sebagai tempat tinggal.
Sedangkan istilah pesantren berasal dari kata santri yang berarti orang yang
mendalami agama Islam( Kamus besar Indonesia, Balai Pustaka,1990). Jadi, pondok
pesantren adalah tempat santri tinggal. Pondok pesantren adalah suatu lembaga
pendidikan Islam bersifat tradisional/berasrama untuk mendalami ilmu-ilmu
keagamaan dan nilai- nilai moral Islam serta mengamalkannya sebagai pedoman
hidup santri sehari-hari, di samping mempelajari ilmu-lmu umum dan ketrampilan
lainnya yang dibutuhkan.
Dalam pelaksanaannya sekarang ini
dari sekian banyak sistem atau tipe pendidikan yang diselengarakan oleh Pondok
Pesantren, secara garis besar dapat digolongkan ke dalam dua bentuk yang
penting:
a.
Pondok Pesantren Salafiyah
Adalah
pondok pesantren yang menyelenggarakan pengajaran Al- Qur’an dan ilmu-ilmu
agama Islam yang kegiatan pendidikan dan pengajarannya sebagaimana yang
berlangsung sejak awal pertumbuhannya. Pondok Pesantren ini pun dapat meningkat
dengan membuat kurikulum sendiri, dalam arti kurikulum ala Pondok Pesantren
yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang dimiliki oleh
Pondok Pesantren.
b.
Pondok Pesantren Khalafiyah (‘Ashiriyah)
Adalah
pondok pesantren yang selain menyelenggarakan kegiatan kepesantren, juga
menyalenggarakan kegiatan pandidikan formal(jalur sekolah), baik itu jalur
sekolah umum (SD, SMP, SMU, dan SMK), maupun jalur sekolah bercirikhas agama
Islam(MI, MTs, MA, dan MAK). Biasanya kegiatan pembelajaran kepesantrenan pada
Pondok Pesantren ini memiliki kurikulum Pondok Pesantren yang klasikal dan
berjenjang, dan bahkan pada sebagian kecil Pondok Pesantren pendidikan formal
yang diselenggarakannya berdasarkan pada kurikulum mandiri, bujan dari
Departemen Pendidikan Nasional atau Departemen Agama. Pondok Pesantren ini mungkin dapat pula dikatakan
sebagai Pondok Pesantren Salafiyah plus. Pondok Pesatren Salafiyah yang
menambah lemmbaga pendidikan formal dalam pendidikan dan pengajarannya
2.2
Unsur-Unsur
Pondok Pesantren
Dalam Pondok Pesantren terdapat beberapa
aspek yang mempengaruhi kegiatan di dalam Pondok Pesantren. Berikut
adalah aspek-aspek dalam Pondaok Pesantren:
a.
Kyai
Kyai
dalam kamus bahasa Indonesia berarti sebutan untuk alim ulama atau mubaligh
penyabar agama Islam (Bamban Marhijanto,
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Poluler(Surabaya, Bintang Timur, 1996)
hlm.330). Kyai dimaksudkan dengan seseorang yang memiliki kedalaman ilmu
keagamaan, memimpin pondok pesantren dan memberi pelajaran kepada para santri.
Peran penting kyai dalam pendirian, pertumbuhan, perkembangan dan pengurusan
sebuah pesantren berarti dia merupakan unsur yang paling esensial. Sebagai
pemimpin pesantren, watak dan keberhasilan pesantren banyak bergantung pada
keahlian dan kedalaman ilmu, karismatik dan wibawa, serta ketrampilan kyai.
Dalam konteks ini, pribadi kyai sangat menentukan sebab dia adalah tokoh
sentral dalam pesantren (Hasbullah, 1999:144).
Istilah kyai bukan berasal dari bahasa Arab, melainkan dari bahasa Jawa
(Ziemek, 1986:130). Dalam bahasa Jawa, perkataan kyai dipakai untuk tiga jenis
gelar yang berbeda, yaitu:
1)
Sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang
dianggap keramat; contohnya, “kyai garuda kencana” dipakai untuk sebutkan
kereta emas yang ada di Kraton Yogyakarta;
2)
Gelar kehormatan
bagi orang-orang tua pada umumnya;
3)
Gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada orang ahli
agama Islam yang memiliki atau menjadi pimpinan pesantren dan mengajar
kitab-kitab Islam klasik kepada para santrinya (Dhofier 1985:55).
b.
Santri
Santri
dalam kamus bahasa Indonesia berarti orang yang mendalami agama Islam (Kamus
besar Indonesia, Balai Pustaka,1990). Santri merupakan seseorang yang tinggal
di pondak pesantren dengan tujuan memperoleh ilmu agama dan mengharap barokah
kyai.
Santri
merupakan unsur yang penting sekali dalam perkembangan sebuah pesantren karena
langkah pertama dalam tahap-tahap membangun pesantren adalah bahwa harus ada
murid yang datang untuk belajar dari seorang alim. Kalau murid itu sudah
menetap di rumah seorang alim, baru seorang alim itu bisa disebut kyai dan
mulai membangun fasilitas yang lebih lengkap untuk pondoknya.
Santri
biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu santri kalong dan santri mukim.
Santri kalong merupakan bagian santri yang tidak menetap dalam pondok tetapi
pulang ke rumah masing-masing sesudah selesai mengikuti suatu pelajaran di
pesantren. Santri kalong biasanya berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren
jadi tidak keberatan kalau sering pergi pulang. Makna santri mukim ialah putera
atau puteri yang menetap dalam pondok pesantren dan biasanya berasal dari
daerah jauh.
Pada
masa lalu, kesempatan untuk pergi dan menetap di sebuah pesantren yang jauh
merupakan suatu keistimewaan untuk santri karena dia harus penuh cita-cita,
memiliki keberanian yang cukup dan siap menghadapi sendiri tantangan yang akan
dialaminya di pesantren (Dhofier, 1985:52).
c.
Pengjian
Pengajian
merupakan salah satu sarana untuk mengajarkan ilmu agama Islam atau pun untuk muthola’ah kitab-kitab kuning. Biasanya
pengajian ini dipimpin oleh seorang kyai atau ustadz dan diikuti oleh para
santri.
d.
Kitab Kuning
Adalah
sebutan untuk kitab atau buku yang berisi kaidah-kaidah ilmu agama dan juga
berbagai ilmu pegetahuan seperti ilmu nahwu, ilmu shorof, dan ilmu balaghoh.
Kitab ini biasanya dikarang oleh para syeh atau ulama’ besar. Selain itu kitab
kuning merupakan salah satu ciri khas dari pondok pesantren itu sendiri. Hampir diseluruh Pondok Pesantren,
menggunakan kitab kuning sebagai bahan ajar.
Sedangkan isi dpembahasan dari kitab
kuning tersebut bermacam- macam, seperti halnya ilmu Fiqih dikaji dalam kitab:
Fathul Qorib (Syeh Abu ‘Abdillah Muhammad bin Qasim), Risalatul Mu’awanah, Al
Mabadi Fiqhiyah( ‘Umar Abdil Jabar), Al Warokot(Syeh Ahmad bin Muhammad Ad
Dimyati). Ilmu Tauhid dalam kitab: Tijan Ad durori (Syeh Ibrahim Al Bajuri),
‘Aqidatul ‘Awam (Syaiyid Ahmad Marzuki), Al Khoridatul Bahiyah( Muhammad
Sidiq). Ilmu Hadits dalam kitab: Bulughul Marom (Hafidz bin Jabir),
Hasyi’ah(aAbu Muhammad ‘Abdullah bin Sa’id) dan lain sebagainya.
Dalam mempelajari kitab- kitab tersebut
perlulah terlebih dahulu kita menguasai ilmu Nahwu dan Syaraf. Sedangkan ilmu
Nahwu dan Syaraf dapat dipelajari dengan kitab- kitab Nahwu dan Syaraf. Ilmu
Nahwu dapat dikaji dalam berbagai tingkatan kitab yaitu: Tashilul Mubtadi, Al
Jurumiyah, Al Ghurotus Sanniyah (biasa dikenal dengan sebutan Al Imriti), Al
Fiyah dan lain sebagainya. Untuk Ilmu Syarof biasanya dikaji dengan menggunakan
kitab Amsilatul Tasrifah.
e.
Asrama
Asrama merupakan
tempat tinggal santri. Para santri biasa menyebut asrama ini dengan sebutan gotaan.
f.
Masjid dengan aktivitasnya
Sangkut paut pendidikan Islam dan masjid sangat dekat dan
erat dalam tradisi Islam di seluruh dunia. Dahulu, kaum muslimin selalu
memanfaatkan masjid untuk tempat beribadah dan juga sebagai tempat lembaga
pendidikan Islam. Sebagai pusat kehidupan rohani,sosial dan politik, dan
pendidikan Islam, masjid merupakan aspek kehidupan sehari-hari yang sangat
penting bagi masyarakat.
Dalam rangka pesantren, masjid dianggap sebagai “tempat yang
paling tepat untuk mendidik para santri, terutama dalam praktek sembahyang lima waktu, khutbah, dan
sembahyang Jumat, dan pengajaran kitab-kitab Islam klasik.” (Dhofier 1985:49)
Biasanya yang pertama-tama didirikan oleh seorang kyai yang ingin mengembangkan
sebuah pesantren adalah masjid. Masjid itu terletak dekat atau di belakang
rumah kyai.
Masjid selain digunakan untuk tempat ibadah juga digunakan
sebagai tempat untuk mengaji, baik mengaji Al-Qu’an maupun kitab-kitab yang
lain. Sedangkan kegiatannya mencangkup “Tri Darma Pondok Pesatren”:
a.
Peningkatan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT
b.
Pengembangan keilmuan yang bermanfaat
c. Pengabdian terhadap agama, masyarakat dan
negara.
Metode
Pmbelajaran
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara-cara yang
dipergunanan untuk menyampaikan ajaran sampai ke tujuan. Berikut adalah
metode-metode pembelajaran dalam Pondok Pesantren:
a.
Metode Wetonan atau Bandongan
Adalah cara penyampaian ajaran kitab kuning dimana seorang
guru, kyai atau ustadz membacakan dan menjelaskan isi ajaran kitab kuning
tersebut,sementara para santri, murid,atau siswa yang mendengarkan memaknai dan
menerima. Dalam metode ini guru
berperan aktif sementara murid bersifat pasif.
b.
Metode Sorogan
Dalam metode seperti ini berbeda dengan metode wetonan, yaitu
santri menyodorkan kitab (sorongan ) yang akan dibahas dan sang guru
mendengarkan, setelah itu beliau memberikan komentar dan bimbingan yang
dianggap perlu bagi santri. Metode ini tepat diberikan kepada murid- murid seusia
tingkat dasar (ibtidaiyah)dan tingkat menengah
(tsanawiyah)yang segala sesuatu perlu dibekali atau diberi
c.
Metode Hafalan(Tahfidz)
Metode ini telah menjadi ciri yang melekat pada sistem
pendidikan tradisional, termasuk Pondok Pesantren. Hal ini amat penting pada
sistem keilmuan yang lebih mengutamakan argumen naqli, transisi dan periwayatan
(normatif). Memdanang keberadaan metode ini masih perlu dipertahankan,
sepanjang berkaitan dengan penggunaan argumen naqli dan kaidah-kaidah umum.
Metode ini cukup relevan untuk diberikan pada usia anak-
anak, tingkat dasar dan tingkat menengah. Pada usia diatas itu, metode ini
sebaiknya dikurangi sedikit demi sedikit dan lebih tepat digunakan untuk rumus-
rumus dan kaidah- kaidah.
d.
Metode Diskusi (musyawarah/munadzarah/mudzakarah)
Metode ini berarti penyajian
bahan pelajaran dilakukan dengan cara murid atau santri membahasnya
bersama-sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah tertentu
yang ada dalam kitab kuning. Dalam kegiatan ini kyai atau guru hanya bertindak
sebagai ”moderator”. Dengan metode ini diharapkan dapat memacu ang dpara santri
untuk lebih aktif dalam belejar. Melalui metode ini akan tumbuh dan berkembang
pemikiran-pemikira kriti, analisis dan logis.
e.
Sistem Majelis Taklim (musyawarah/munadzarah)
Metode yang dipergunakan adalah pembelajaran dengan cara ceramah,
biasanya disampaikan dalam kegiatan tabligh atau kuliah umum.Metode ini
dimaksudkan sebagai penyajian bahan pelajaran dengan cara murid atau santri
membahasnya bersama- sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau
masalah tertentu yang ada dalam kitab kuning.
BAB 111
PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Pondok Pesantren Putri Daarul Qur’an
a. Letak Geografis Pondok Pesantren Putri Daarul Qur’an
Pondok Pesantren putri Daarul Qur’an terletak di wilayah Desa Beran, Kecamatan Ngawi,
Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur. Desa Beran ini terletak disebelah selatan
Kota Ngawi, atau tepatnya di barat jalan Ahmad Yani Beran Ngawi, dan didepan
Pasar Beran .
Secara umum disekitar Pondok Pesantren putri Daarul Qur’an merupakan masyarakat
yang memiliki organisasi keagamaan seperti :Wahiddiyah, Muhammadiyah, LDII dll,
sedangkan Pondok Pesantren Daarul Qur’an berlatarbelakang NU. Akan tetapi perbedaan
tersebut tidak menimbulkan hubungan sosial yang tidak harmonis antar masyarakat
disatu pihak dan Pondok Pesantren dipihak lain.
b. Visi dan Misi Pondok Pesantren Putri Daarul Qur’an
Sedangkan Visi dan Misi Pondok Pesantren putri Daarul Qur’an adalah:
Visi :
Mempersiapkan
generasi penerus yang mempunyai ilmu agama dan umum serta berahlaqul karimah
Misi :
1. Sebagai lembaga untuk mencetak generasi
yang Qur’ani
2. Sebagai lembaga untuk mencetak manusia
yang cerdas dan berahlaqul karimah 3. serta menjadi anak yang sholih dan
sholihah
Sebagai
lembaga pelestari kebudayaan Islami
c. Stuktur Organisasi Kepengurusan Pondok
Pesantren Putri Daarul Qur’an
STRUKTUR
ORGANISASI PENGURUS PUTRI
PON-PES
“DAARUL QUR’AN”
BERAN-NGAWI
(
PERIODE 2011/ 2012 )
PIMPINAN :
Bpk. KH. ALI MUNTAHA
PENGASUH :
Bpk. H.ROHMAD MUSTAQIM
Bpk. Drs. KH. DIMYATI
KETUA :
SITI FAIDATUL MASRUROH
WAKIL :
DIYAH ARISA KUSUMA .W
SEKRETARIS :
1. SITI MUNTAMAH
2. DEVIANA NUR LAILIAH
BENDAHARA :
1. EMMA RISMA DIANA. N. L
2. ZAKIYATIL FAHIROH
SEKSI-SEKSI
SEKSI IBADAH : MEGAWATI
SEKSI KEAMANAN : UZZY AFRILA CHAFILIAH
SEKSI PENDIDIKAN : YUSTIRA AZIZ .P
SEKSI MADING : LATIFATUL .F
SEKSI KEBERSIHAN : SITI
MUNADHIFAH
SEKSI KESEHATAN : MIFTAHUL HIDAYAH
SEKSI PERLENGKAPAN : 1. ULI FADHILATI N
2. KHOLIFATUN
d.
Jenis dan Jadwal Kegiatan Pondok Pesantren
Daarul Qur’an
·
Jenis-Jenis Kegiatan
a)
Kegiatan Umum
1. Diniah Sore
Ø Mulai pukul 16.00 WIB sampai selesai
kecuali Romadhon
Ø
Bertempat di Pondok Pesantren Putri
Ø Ada
absent kelas dan jurnal pelajaran
Ø
Santri wajib membawa sarana dan prasarana untuk
belajar
Ø
Meminta izin kepada ustadz jika tidak dapat hadir,dan
menyerahkan surat
izin diketahui pengurus
Ø
Apabila Ustadz tidak hadir, diisi musyawaroh
pelajaran pada hari itu dan membaca Asma’ul Husna
Ø
Muhafadhoh tasrifan sebelum pelajaran dimulai
Ø
Datang tepat waktu
2. Kajian Kitab
Ø
Dimulai ba’da Isya’ sampai selesai
Ø
Bertempat di musholla Ulin Noor
Ø
Ada
absensi dan jurnal
Ø
Santri harus membawa kitab yang sesuai dengan
jadwalnya
Ø
Dilarang membawa buku atau kitab selain
pelajaran diniah malam, kecuali ada hubungan dengan pelajaran yang dikaji
Ø
Diisi musyawaroh pelajaran apabila Ustadz tidak
hadir
Ø
Datang tepat waktu
3. Belajar Malam
Ø
Mulai pukul 20.30 sampai selesai ( jadwal bisa
berubah sesui dengan situasi dan kondisi
)
Ø
Ada
absensi santri
Ø
Harus membawa buku pelajaran
Ø
Bertempat di Musholla Ulin Noor
Ø
Datang tepat waktu
4. Muhadhoroh dan Berzanji
Ø Mulai ba’da Isya’ sampai selesai pada
malam Jum’at
Ø Muhadhoroh dan Al Berzanji bertempat di
Musholla Ulin Noor
Ø
Dilaksanakan 2 minggu sekali secara bergantian
Ø
Muhadhoroh menggunakan 4 bahasa ( B. Arab,
B.Inggris, B. Indonesia, B. Jawa ) dan pembacaan Do’a
5. Hifdhil Qur’an ( Juz ‘amma )
Ø
Dilaksanakan ba’da Maghrib dan ba’da Shubuh
Ø
Ada
absensi
Ø
Bertempat di
Musholla Ulin Noor
Ø
Mempunyai Al-Qur’an pegangan sendiri
6. Pembacaan QS.Yasin dan Tahlil
Ø
Bertempat di Musholla Ulin Noor pada malam
jum’at
Ø
Ba’da Shubuh ( Santri Putri )
7. Kajian Kitab Ahad Pagi
Ø Mulai pukul 08.00 WIB sampai selesai di
Musholla Ulin Noor
Ø
Bertempat di Musholla Ulin Noor
Ø Di laksanakan pada ahad ke-2,3, dan 4
b)
Kegiatan Ekstra
1. Kesenian Tilawatil Qur’an
Ø
Dilaksanakan ba’da Ashar sampai selesa
Ø
Setiap hari Sabtu (pada minggu kedua dan minggu keempat) di Masjid An Noor
2. Dzikrul ghofilin dan Istighosah
Ø
Dzikrul Ghofilin setiap malam ahad ( ba’da Isya’
) pada minggu pertama
Ø
Istighotsah setiap malam ahad ( ba’da Isya’ )
Ø
Bertempat di Musholla Ulin Noor
ü Catatan
: Apabila kosong diisi khataman
3. Kaligrafi dan Muhadhiroh
Ø
Kaligrafi setiap hari sabtu pukul 16.00 WIB
sampai selesai pada ahad pertama dan ketiga
Ø
Hadroh dilaksanakan setiap hari sabtu pukul
16.00 WIB sampai selesai pada ahad kedua dan keempat
Ø
Tempat menyesuaikan
4. Olahraga
Ø
Setiap hari ahad pagi
Ø
Tempat menyesuaikan
Keterangan :
Ø Apabila santri dalam keadaan darurat
(sakit atau ada kepentingan ), maka santri harus izin kepada pengurus
Ø Jadwal sewaktu-waktu bisa berubah sesuai
situasi dan kondisi
BAB 1V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada zaman sekarang pergaulan
para remaja sangat merusak moral. Teknologi sekarang sangat maju dan modern.
Didalam lingkup keluarga mungkin masih baik akan tetapi pada lingkup luar pada
remaja sekarang.
4.2 Saran
Maka dari itu sebelum terlambat
anak-anak sekarang harus dimasukkan kelimgkungan yang mungkin bisa menjaga
tingkah perilaku anak-anak remaja sekarang. Maka dari itu masukkan kedalam
pondok pesantren.
DAFTAR PUSTAKA
Kamus besar Indonesia, Balai Pustaka,1990
Pola Pengembangan Pondok Pesantren : Jakarta, 2003
Dhofier, 1985:52.
Jakarta :Rineka Cipta, 1993, hlm. 102
Surabaya, Bintang Timur, 1996) hlm.330.