TUMBAL YANG KINI POPULER (The exsistence of teacher)
OLEH: Ari Amnan
(Mahasiswa STKIP PGRI
NGAWI/Jur.Bahasa Inggris)
Mengawali sebuah
diskusi tentang
“tumbal” tentunya memang tabu dan tak
lazim untuk dibicarakan, mengingat kata tumbal mempunyai konotasi yang
mengerikan. Akan tetapi,
biarkanlah
semua mengalir apa adanya sesuai dengan konteks sehingga perlahan tapi
pasti menuju muaranya.
Sebuah opini
mengatakan bahwa dalam dunia akademika jurusan keguruan merupakan alternative pilihan terakhir (the last choice)
sehingga kebanyakan dari mereka yang berkiprah bisa dibilang banting setir
karena dihadapkan kegagalan suatu pilihan. Hampir 80% mereka tidak murni secara
sadar dan total memilih keguruan, pastinya dengan alasan yang bermacan-macam
pula untuk menepisnya. semisal karena paksaan dari orang tua (guru), sulit cari
pekerjaan, gagal mengikuti tes di perguruan tinggi, fakultas,dan jurusan yang
dikehendaki, ada yang lebih hebohnya lagi yaitu dari pada nganggur dirumah.
Nah, itu semua
terkait dengan niat atau bahasa populernya yaitu Orientasi yang memang berperan penting dan juga mempengaruhi input
dan output. karena orientasi merupakan sebuah pondasi tumpuan dan kompas
didalam melangkah yang harus selalu di refresh supaya diri kita senantiasa
dalam keadaan sadar mengerti dari semua apa yang telah dan akan kita lakukan sesuai
orientasi awal, terutama bagaimana berperan aktif sebagai Mahasiswa.
Abdul Aziz, M.Pd
seorang dosen senior sekaligus pakar Pendidikan Bahasa Inggris STKIP PGRI NGAWI
pernah angkat bicara pada suatu pengantar mata kuliahnya yaitu” ….Kalian semua (mahasiswa) hendaknya
tidak hanya beranggapan bahwa dengan menjadi guru mempunyai peluang
berinvestasi Amal Jariyah, akan tetapi coba ingat kembali bahwa tugas guru begitu kompleks dan bisa dikatakan Tidak
mudah untuk dilakukan sehingga berpeluang juga untuk investasi Dosa Jariyah
yang justru membelenggu diri kita sendiri bila kita hanya asal-asalan dalam
berperan sebagai guru. karena apa yang kita tanam pada seorang anak akan
mempengaruhi proses pertumbuhan dan keberlangsungan hidupnya kelak….”. itulah
sebuah pandangan yang mengarah pada sebuah orientasi yang kenapa saat ini masih
banyak para guru menjadikan profesinya sebagai Tumbal bagi kehidupannya dengan hanya mau mendapatkan hak
kesejahteraan yang berlimpah ruah tanpa diimbangi kontribusi penuh dalam
kewajiban sebagai guru sehingga berimplikasi pada peserta didik yang
terbelengkai.
Benarkah apa
yang dikatakan para pendahulu bahwa sekarang adalah adalah zaman akhir? Zaman
dimana manusia mulai bersikap apatis dan pragmatis dalam berkehidupan. sehingga
akal dan kalbu benar-benar tidak seirama lagi dalam berkehidupan di dunia
melupakan kehidupan setelah dunia.
Beberapa tahun
terakhir ini menurut data statistik kemahasiswaan, kuantitas Mahasiswa pendidikan
& keguruan berkembang drastis bila dibandingkan dengan beberapa tahun
sebelumnya. memang Merupakan sebuah berita yang yang menggembirakan, Namun
dibalik itu semua ada fenomena yang perlu dikaji yaitu stimulus apa yang
mendorong untuk menjadi mahasiswa, Apakah benar-benar dalam rangka mencari ilmu
atau hanya tergiur menjadi guru dengan iming-iming kesejahterannya atau mungkin
yang lainnya. Memang tidak dapat dipungkiri, untuk saat ini profesi guru bisa
dikatakan menjdi favorit selain karena juga prospek finansial yang cukup
menjanjikan setidaknya untuk taraf hidup di Indonesia, apalagi dengan adanya
tunjangan profesi bagi guru yang benar-benar professional sehingga
kesejahteraanpun terdongkrak drastis. sayangnya tunjangan tersebut masih belum
tepat sasaran, banyak guru yang benara-benar bukan professional mendapatkannya
dengan dalih masa kerja cukup lama dan akan menghadapi pensiun. Finally, jika
saja profesi Guru bisa berbicara mungkin akan berkata “Jangan kau tumbalkan diriku untuk kehidupanmu…..”.
Yakin Usaha Sampai !
123
Title : Cerita Tumbal Yang Kini Populer
Description : TUMBAL YANG KINI POPULER (The exsistence of teacher) OLEH: Ari Amnan (Mahasiswa STKIP PGRI NGAWI/Jur.Bahasa Inggris) Mengawa...