Novel Kehormatan Di Balik Kerudung merupakan
salah satu karya Ma’mun Affany, novel ini, novel keduanya setelah novel
Adzan Subuh Menghempas Cinta. Novel ini terbit tahun 2009,.“bagi Syahdu bulan
puasa tak ada beda, tak ada kata istimewa, hanya berhias sahur, puasa, sholat
tarawih. Syahdu dan Ratih tetap berkubang sepi, di rumah petak berdinding tanpa
cat. Musik yang mereka dengar adalah desahan angin, gambar yang mereka lihat
hanya bulan.” (hal 2). Jadi pengarang mengangkat cerita pada novel ini
tentang seorang yang kesepian dan menghadapi berbagai konflik mengenai
hari-hari yang sama, meskipun pada bulan Ramadhan, yang menurut sebagian orang
merupakan bulan yang istimewa. Tokoh utama yang bernama Syahdu, ia hidup disuatu
desa di Bangka dengan kesahajaan bersama Ibu, dan adik satu-satunya yaitu
Ratih. Setelah itu tokoh utama yang bernama Syahdu pergi dari
keluarganya, ia pergi ke Jawa.”sebenarnya kenapa Kakak ingin pergi ke Jawa?
Ratih ingin tahu, duduknya bergeser, bersilah meraih bantal menghadap Syahdu,
pandangi dua mata Kakaknya.”.(hal 3). sangat jarang ia berkunjung ke rumah
kakeknya, ia merasa kesepian di Bangka, meskipun ia tinggal bersama Ibu dan
adiknya. Syahdu merasa setiap laki-laki yang tiap malam datang hanya memandang
dirinya dari kecantikan semata.”aku antar, Nazmi doyongkan tubuhnya menyapa
Syahdu. Syahdu tak berpikir panjang ‘Brak!!’ pintu ditutup, mobil mulai
berjalan. ‘Mau pergi ke mana?’ Nazmi melirik. ‘Jawa’ Syahdu sedikit ketus.
Diantara mereka tersimpan memori kelam”(hal7). Batin Syahdu terbayang akan masa
lalunya bersama Nazmi, pemuda kaya asal desanya, Nazmi berusaha menikahinya,
namun Syahdu tidak mau, karena Syahdu tahu Nazmi hanya melihat dirinya dari
paras cantiknya.
Ia tidak memikirkan dampak
dari meninggalkan keluarganya di Bangka. Akibat kesepian yang ia rasakan, ia
tak memikirkan keadaan Ibunya yang sakit-sakitan. Namun semua itu sudah
terjadi, Syahdu sudah menuju bangka. “Syahdu melewati masjisd Agung, kokoh
menghadap ke timur, jalan melebar, polisi di setiap sudut duduk santai
mengawasi pengguna jalan, tak terasa ia rasakan satu desa yang disebut oleh
ibunya, satu desa yang tak terlalu jauh dengan laut, satu desa terlupa karena
perpisahan lama. Desa pondangsiang, berhias hijau pohon, bertabur anak kecil
berpeci putih bersarung berjalan di tepi aspal. Sampai di rumah kakek, dan
nenek sudah menyambut”.(hal 23). Batin Syahdu merasa tenang ketika sampai di
rumah kakeknya, berbeda dengan sekitar rumahnya di Bangka.
“’Ayo Mba’ tadarus
bersama’ Syifa mengajak Syahdu masuk ke dalam masjid, bergabung bersama teman
duduk memangku Qur’an membentuk lingkaran. Syahdu canggung, baginya hal
tersebut jarang ia sentuh. Ia lebih akrab dengan dunia gemerlap bintang
daripada memetik hikmah malam”. (hal 35).
Title : 1. Konflik Batin yang dihadapi Tokoh dalam novel Kehormatan Di Balik Kerudung
Description : Novel Kehormatan Di Balik Kerudung merupakan salah satu karya Ma’mun Affany, novel ini, novel keduanya setelah novel Adzan Subuh Mengh...