Makna kata, dalam bahasa indonesia sangat didalami mempelajari tentang makna kata. Arti kata, Arti ucapan. Setap manusia berkata memiliki makna. Disinilah kita akan mempelajari tentang makna kata dalam ilmu bahasa indonesia.
MAKNA KATAMakna adalah hubungan antara lambang bunyi dengan acuannya. Makna merupakan bentuk responsi dari stimulus yang diperoleh pemeran dalam komunikasi sesuai dengan asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki. Ujaran manusia itu mengandung makna yang utuh. Keutuhan makna itu merupakan perpaduan dari empat aspek, yakni pengertian (sense), perasaan (feeling), nada (tone), dan amanat (intension). Memahami aspek itu dalam seluruh konteks adalah bagian dari usaha untuk memahami makna dalam komunikasi.
A.Macam-macam makna kata
1. Berdasarkan unsur bahasa:
Makna leksikal adalah makna kata secara lepas (makna dalam kamus)
Makna gramatikal adalah makna yang timbul akibat proses gamatikal, antara lain:
Afikasi (imbuhan)
Reduplikasi (pengulangan)
Komposisi (Pemajemukan)
2.Berdasarkan penunjukan:
Denotasi adalah makna kata yang menunjuk makna dasar
Konotasi adalah makna kata yang memperoleh tambahan berupa nilai rasa tertentu
3.Berdasarkan penerapan
Makna lugas adalah makna yang acuannya sesuai dengan makna kata yang bersangkutan (makna yang sebenarnya)
Makna kias adalah makna yang acuannya tidak sesuai dengan makna kata yang bersangkutan sehingga membentuk ungkapan atau idiom
B. Perubahan makna
1. Meluas adalah makna baru lebih luas cakupannya daripada makna semula
2. Menyempit adalah makna baru lebih sempit cakupannya daripada makna semula
3. Ameliorasi adalah makna baru dirasakan lebih halus atau tingi nilainya daripada dahulu
4. Peyorasi adalah makna baru dirasakan lebih kasar atau rendah nilainya daripada dahulu
5. Asasiasi adalah persamaan sifat antara makna baru dan makna lama
Sinestesia adalah makna yang muncul karena pertukaran tanggapan indra yang berbeda
C. Hubungan makna
1. Sinonim adalah maknanya sama atau hampir sama
Contoh: bisa = dapat = mampu
2. Antonim adalah maknanya berlawanan
Contoh: hidup >< mati
3. Homonim adalah tulisan dan lafalnya sama, tetapi maknanya berbeda
Contoh: saat pembagian bahan baku, terjadi baku hantam
4. Homograf adalah tulisannya sama, tetapi lafal dan maknanya berbeda
Contoh: setelah melakukan apel pagi, para peserta makan apel
5. Homofon adalah lafalnya sama, tetapi tulisan dan maknanya berbeda
Contoh: agung sangsi dengan sanksi yang ada
6. Polisemi adalah makna ganda yang bersumber pada makna dasar yang sama (salah satu atau keduanya berupa kiasan)
Contoh: kepala perusahaan itu berkepala botak
7. Hipernim adalah makna umum (superordinat)
Contoh: unggas. Unggas merupakan hiponim dari = itik, ayam, burung
8. Hiponim adalah makna khusus (subordinat)
Contoh: mawar, mawar merupakan hipernim dari = bunga
Makna LeksikalMakna leksikal adalah makna kata atau leksem sebagai lambang benda, peristiwa, obyek, dan lain-lain. Makna ini dimiliki unsur bahasa lepas dari penggunaan atau konteksnya. Misalnya:
kata tikus bermakna "binatang pengerat yang bisa menyebabkan penyakit tifus". Makna ini akan jelas dalam kalimat berikut. Kucing makan tikus mati.
• Tikus itu mati diterkam kucing.
• Panen kali ini gagal akibat serangan tikus.
Jika kata tikus pada ketiga kalimat di atas bermakna langsung (konseptual), maka pada kalimat berikut bermakna kiasan (asosiatif).
• Yang menjadi tikus di kantor kami ternyata orang dalam.
Makna Langsung, konseptual atau denotatif
Makna langsung, konseptual atau denotatif adalah makna kata atau leksem yang didasarkan atas penunjukkan yang langsung (lugas)pada suatu hal atau onyek di luar bahasa. Makna langsung atau makna lugas bersifat obyektif, karena langsung menunjuk obyeknya.
Contoh berikut secara konseptual bermakna sama, tetapisecara asosiatif bernilai rasa yang berbeda.
• wanita = perempuan
• gadis = perawan
• kumpulan = rombongan = gerombolan
• karyawan = pegawai = pekerja
Berdasarkan luas tidaknya cakupan makna yang dikandungnya, makna langsung dapat dibedakan atas makna luas dan makna sempit.
Makna Kiasan atau asosiatifMakna kiasan atau asosiatif adalah makna kata atau leksem yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul pada penyapa dan manusia yang disapa. Makna ini muncul sebagai akibat asosiasi perasaan pemakai bahasa terhadap leksem yang dilafalkan atau didengarnya.
Dilihat dari nilai rasa yang terkandung di dalamnya, makna kiasan (asosiatif) dibedakan atas makna konotatif, makna stilistik, makna afektif, makna replektif, makna kolokatif, dan makna idiomatis.
Makna StrukturalMakna struktural adalah makna yang muncul sebagai akibat hubungan antara unsur bahasa yang satu dengan unsur bahasa yang lain dalam satuan yang lebih besar, baik yang berkaitan dengan unsur fatis maupun unsur musis. Unsur fatis adalah unsur-unsur segmental yang berupa morfem, kata, frasa, klausa, dan kalimat, sedangkan unsur musis adalah unsur-unsur bahasa yang berkaitan dengan supra-segmental seperti irama, jeda,tekanan, dan nada. Makna struktural yang berkaitan dengan unsur fatis disebut makna gramatikal, sedangkan yang berkaitan dengan unsur musis disebut makna tematis.
Makna GramatikalMakna gramatikal adalah makna yang muncul sebagai akibat hubungan antara unsur-unsur gramatikal dalam satuan gramatikal yang lebih besar. Misalnya, hubungan morfem dan morfem dalam kata, kata dan kata lain dalam frasa atau klausa, frasa dan frasa dalam klausa atau kalimat.
Makna TematisMakna tematis adalah makna yang muncul sebagai akibat penyapa memberi penekanan atau fokus pembicaraan pada salah satu unsur kalimat.
Terimakasih kepada